blog_ku

Annyeong haseyo
terima kasih udah berkenan mengunjungi blog saya
semoga bermanfaat dan menghibur :)

Rabu, 18 Juli 2012

Pelatihan Klinik

Transport of casuality
-Pengangkatan harus dilakukan dengan tenaga terutama pada paha dan bukan membungkuk. Dengan demikian, pada saat mengangkat tandu, tangan harus menghadap ke depan. Semakin dekat ke sumbu tubuh, semakin ringan mengangkatnya.
-Usahakan agar tubuh sedekat mungkin ke beban (tandu dan penderita) yang akan diangkat.
-Kaki menjadi tumpuan utama saat mengangkat, jarak antara kedua kaki yang paling baik saat mengangkat adalah berjarak sebahu kita.
-Kenali kemampuan diri sendiri bila merasakan tidak mampu, mintalah pertolongan petugas lain dan jangan memaksakan mengangkat karena akan membahayakan penderita dan kita sendiri.
● Panduan dalam pengangkatan penderita
1. Kenali kemampuan diri dan kemampuan pasangan kita, nilailah beban yang akan diangkat secara bersama dan bila merasa tidak mampu, jangan paksakan. Selalu komunikasi secara teratur dengan pasangan kita.
2. Kedua kaki berjarak sebahu kita, satu kaki sedikit di depan kaki sebelahnya.
3. Berjongkok, jangan membungkuk. Saat mengangkat punggung harus selalu dijaga lurus.
4. Tangan yang memegang menghadap ke depan, jarak antara kedua tangan yang memegang tandu minimal 30 cm.
5. Tubuh sedekat mungkin ke beban yang harus diangkat. Bila terpaksa, jarak maksimal tangan kita ke tubuh kita adalah 50 cm.
6. Tangan memutar tubuh saat mengangkat.
7. Panduan di atas juga berlaku saat menarik/mendorong penderita



Manuver Heimlich
Manuver Heimlich mungkin dikenal sebagai teknik terbaik untuk melegakan saluran pernapasan yang tersumbat. Indikasi dari orang yang tersedak adalah korban tidak mampu berbicara, jatuh pingsan, atau mengeluarkan suara-suara aneh dengan usaha keras. Wajahnya berubah menjadi biru, keabu-abuan atau keunguan.
Untuk melakukan manuver Heimlich, ikuti langkah berikut:
1. Berdiri di belakang orang yang tersedak. Lingkarkan kedua tangan Anda di pinggangnya. Bungkukkan orang itu sedikit ke depan.
2. Kepalkan salah satu tangan Anda dan taruh di bagian atas pusar korban.
3. Genggam erat kepalan itu dengan tangan lain dan tekan kuat-kuat ke arah perut dengan cepat ke atas, seolah-olah ingin mengangkatnya dari lantai. Tindakan ini akan mengangkat diafragma, menekan paru-paru, dan memaksa udara keluar dari paru-paru.
4. Ulangi tindakan ini sampai makanan atau sumbatan lainnya keluar.
Metode paling sederhana untk melegakan saluran pernapasan yang tersumbat adalah dengan memasukkan jari hingga ke belakang tenggorokan, marih dan mengorek benda penyumbat itu keluar. Metode ini hanya berhasil jika sumbatan berada di belakang atau atas tenggorokan.
Hati-hati, jangan sampai makanan atau benda penyumbat ini terdorong semakin ke dalam ke saluran pernapasan. Keadaan ini mudah terjadi pada anak kecil.
Langkah-langkah Heimlich Manoeuver : Langkah pertama : Mintalah kepada orang yang tersedak untuk berdiri bila dia dalam posisi duduk.
Langkah kedua : Berdirilah di belakang orang yang tersedak.
Langkah ketiga : Tenangkan korban dengan mengatakan Anda tahu cara melakukan Heimlich maneuveir dan akan berusaha menolongnya.
Langkah keempat : Lingkarkan kedua tangan Anda ke pinggangnya . Bungkukkan orang itu sedikit ke depan.
Langkah kelima : Kepalkan salah satu tangan Anda dan taruh di bagian atas pusar korban.
Langkah Keenam : Pegang erat-erat kepalan Anda itu dengan tangan lain.
Langkah ketujuh : Tekan kuat sambil mendorong cepat ke atas.
Langkah kedelapan: Lakukan setiap penekanan dengan cukup kuat untuk mengeluarkan benda yang tersedak.
Langkah kesembilan : Mengerti bahwa penekanan yang dilakukan menyebabkan diafragma naik ke atas dan menyebabkan udara keluar dari paru-paru, menyebabkan korban terbatuk.
Langkah kesepuluh : Jagalah pegangan tetap kuat pada korban meskipun korban kehilangan kesadaran dan jatuh ke lantai bila Heimlich manuver tidak berhasil dilakukan.
Langkah kesebelas : Ulangi lakukan Heimlich maneuver sampai benda yang tersedak tersebut dapat dikeluarkan.
Parasat Heimlich (Heimlich Maneuver)
Ada beberapa cara melakukan Perasat Heimlich yaitu:
A. Hentakan perut pada korban dewasa dan anak ada respon, dengan cara; 1.Penolong berdiri di belakang korban, posisikan tangan penolong memeluk di atas perut korban melalui ketiak korban.
2.Sisi genggaman tangan penolong diletakkan di atas perut korban tepat pada pertengahan antara pusar dan batas pertemuan iga kiri dan kanan.
3.Letakkan tangan lain penolong di atas genggaman pertama lalu hentakan tangan penolong ke arah belakang dan atas (seperti mengulek) posisi kedua siku penolong ke arah luar, kemudian lakukan hentakan sambil meminta pasien membantu memuntahkannya.
4.Lakukan berulang sampai berhasil, namun tetap harus berhati-hati.
B. Hentakan perut pada korban dewasa dan anak tidak ada respon, dengan cara; 1.Baringkan korban, dalam posisi terlentang.
2.Upayakan memberikan bantuan pernafasan, bila gagal upayakan perbaikan posisi dan coba ulangi pemberian nafas bantuan, namun jika masih gagal segera lakukan langkah berikut;
3.Berjongkoklah di atas paha korban dan tempatkan tumit tangan sedikit di atas pusat tepat pada garis tengah antara pusat dan pertemuan rusuk kiri dan kanan.
4.Lakukan 5 kali hentakan perut kearah atas.
5.Periksa mulut penderita dan lakukan sapuan jari. Bila perlu dapat dilakukan penarikan rahang bawah, untuk bayi dan anak hanya dilakukan kalo bendanya terlihat.
6.Bila belum berhasil juga, maka segera ulangi langkah nomor 2-5 berualang-ulang hingga jalan nafas terbuka.
C. Hentakan dada pada korban dewasa yang kegemukan atau wanita hamil yang ada respon, dengan cara:
1.Berdirilah dibelakang korban, lengan memeluk korban melalui bawah ketiak dibagian dada.
2.Posisikan tangan membentuk kepalan seperti pada hentakan perut tepat di atas pertengahan tulang dada.
3.Lakukan hentakan dada.
4.Lanjutkan sampai jalan nafas terbuka atau korban menjadi tidak sadar.
D. Hentakan dada pada korban dewasa kegemukan atau wanita hamil yang tidak respon, dengan cara:
Langkah yang dilakukan sama seperti pada point B, hanya posisi penolong dari samping korban dan letak tumit tangan pada pertengahan tulang dada.
Heimlich Maneuver, untuk bantu anak keluarkan benda yang menutup saluranpernapasannya. Tengkurapkan bayi di atas pangkuan sambil tekan punggungnya untuk membuat si anak lebih mudah mengeluarkan benda yang menutup saluran napasnya. Cairan merupakan penyebab utama tersedak pada bayi, sementara benda kecil dan makanan (seperti roti, permen bulat, kacang, dan anggur merupakan benda asing yangs ering menyumbat jalan napas anak-anak).
Gejala tersedak ditandai dengan kesulitan bernapas yang tiba-tiba disertai batuk, seperti mau muntah, stridor (napas berbunyi), atau mengi. Benda asing di saluran pernapasan dapat menimbulkan sumbatan ringan atau berat. Jika sumbatan napas ringan, jangan lakukan tindakan apa-apa. Biarkan korban batuk untuk mengeluarkan benda asing yang menyumbat. Jika sumbatan jalan napas cukup berat, lakukan:
- Pada anak-anak, laukkan heimlich maneuver (tekanan perut) sampai benda asing dapat dikeluarkan. Tekanan perut tidak dianjurkan untuk bayi karena akan merusak organ besar hati.
- Pada bayi, berikan tepukan punggung 5 kali, dilanjutkan dengan tekanan dada. Lakukan berulang sampai benda asing dapat dikeluarkan atau korban menjadi tidak sadar. Jika korban tidak sadar, lakukan RJP, tetapi perika dulu mulut korban sebelum memberikan bantuan napas. Jika terlihat benda asing, keluarkan.


Apply to Bandage
Penggunaan perban diletakkan tepat di atas luka. Di mana tujuan penggunaan perban adalah untuk menyerap darah dan cairan pada luka dan membantu dalam menyetop perdarahan. Perban mempunyai pori-pori yang berfungsi sebagai sirkulasi udara dalam upaya menjaga luka tetap kering sehingga proses penyembuhan suatu luka dapat segera terjadi.
● Prinsip umum penggunaan perban
- Selalu cuci tangan sebelum maupun sesudah pemakaian perban pada suatu luka.
- Pilihlah perban yang steril (kalau tersedia), dalam keadaan emergency segala yang bisa berfungsi sebagai perban gunakan, asalkan cukup bersih.
- Pilihlah ukuran perban yang dapat menutup seluruh luas luka, minimal 2 cm dari tepi luka.
- Pada luka yang kecil dan perdarahan telah berhenti, gunakan antiseptik (betadine) terlebih dahulu sebelum luka ditutup dengan perban.
- Pada luka yang cukup luas dan membutuhkan pertolongan medis, jangan habiskan waktu untuk membersihkan luka. Balut saja dan segera kirim ke tempat pelayanan lebih lanjut.
- Sedapat mungkin hindari perban dari resiko terkontaminasi.
● Prinsip dasar pembalutan
- Tempatkan terlebih dahulu korban/penderita pada posisi yang nyaman sebelum pembalutan.
- Bantulah manahan bagian tubuh yang akan dibalut, sehingga mempermudah proses pembalutan.
- Bila terjadi luka dengan perdarahan, lakukan pengikatan pembalut tepat di atas daerah yang terluka.
- Bila fungsi pembalut hanya untuk imobilisasi, pengikatan dilakukan pada daerah yang berlawanan dari posisi luka.
- Lakukan pembalutan sedemikian rupa, sehingga posisi perban cukup kuat/tidak bergeser, tetapi jangan terlalu ketat karena dapat mengakibatkan gangguan aliran darah.
- Apabila pembalutan dilakukan pada daerah alat gerak, upayakan kuku jari terlihat sehingga mempermudah dalam evaluasi pembuluh darah.



Fluid Rescucitation
Terapi cairan/resusitasi cairan adalah tindakan untuk memelihara, mengganti cairan dalam batas-batas fisiologis dengan cairan kristaloid (elektrolit) atau koloid (plasma ekspander) secara intravena.
●Teknik pemberian cairan
- Untuk pemeberian terapi cairan dalam waktu singkat dapat digunakan vena-vena dipunggung tangan, sekitar daerah pergelangan tangan, lengan bawah/daerah cubiti.
- Pada anak dan bayi sering digunakan vena di daerah punggung kaki dan kepala.
- Penggunaan kateter plastik anti trombogenik pada vena perifer biasanya perlu diganti setiap 1-3 hari untuk menghindari infeksi dan macetnya tetesan.
- Pemberian infus lebih dari 3 hari, sebaiknya menggunakan kateter besar dan panjang yang ditusukkan pada vena femoralis, cubiti, subclavia, jugularis eksterna/interna yang ujungnya sedekat mungkin dengan atrium kanan.


Prinsip asepsis
Asepsis adalah prinsip bedah untuk mempertahankan keadaan bebas kuman. Keadaan asepsis merupakan syarat mutlak dalam tindak bedah.
● Pengendalian Infeksi
- Lingkungan pembedahan
Lingkungan pembedahan adalah daerah aseptik. Hal-hal yang perlu diperhatikan adalah mengurangi jumlah kuman dalam udara dan lamanya luka terbuka. Bekerja dengan rencana yang baik, teratur dan tenang tanpa terburu-buru akan menjaga usaha asepsis.Udara kamar bedah harus diganti sekitar 18-25 kali setiap jam. Kamar bedah hendaknya bersuhu sejuk sakitar 200C-240C.
- Personel kamar bedah
Untuk mempertahankan keadaan asepsis dalam kamar bedah sewaktu pembedahan, setipa orang yang bekerja dalam kamar bedah harus taat pada peraturan dan teknik asepsis yang berlaku.
Disiplin dasar menyangkut higieni pribadi, kebersihan kulit, pakaian dalam, termasuk daerah perineum. Disiplin kerja yang baik adlah berbicara seperlunya selama pembedahan, membatasi jalanjalan dalam kamar bedah dan membatasi kontak dengan orang lain.
Juga diperlukan pemahaman tentang teknik asepsis, pemakaian gaun bedah, masker, serta tutup kepala. Tutup kepala mencegah kontaminasi dari hidung, mulut, dan lainnya. Setiap orang yang masuk ke kamar bedah harus menggunakan pakaian penutup permukaan kulit yang dapat berhubungan dengan daerah pembedahan.
Persiapan antisepsis - Persiapan lapangan bedah
Persiapan penderita terdiri dari membersihkan kulit penderita yang merupakan sumber infeksi. Yaitu dengan mandi menggunakan sabun sampai kulit bersih dan pencukuran kulit yang berambut. Rambut di semua daerah tempat sayatan bedah perlu dicukur terlebih dahulu.
- Penyucihamaan
Pada penyucihamaan kulit digunakan larutan antiseptik. Disinfeki dilakukan setelah penderita dibius dan caranya sesuai prosedur.
- Penutup lapangan pembedahan
Untuk membatasi dan mempersempit lapangan pembedahan umumnya digunakan kain linen steril. Gunanya untuk mengurangi kontaminasi. Batas lapangan pembedahan ini kemudian difiksasi pada kulit dengan klem penjepit duk agar keempat sisinya tetap ditempat. Dapat juga dilakukan dengan menggunakan duk berlubang/duk khusus untuk bagian tubuh tertentu, seperti kaki, lengan atau kepala.


Anestesi lokal
Menurut istilah, anestesi local (anestesi regional) adalah hilangnya rasa sakit pada bagian tubuh tertentu tanpa desertai dengan hilangnya kesadaran. Anestesi local merupakan aplikasi atau injeksi obat anestesi pada daerah spesifik tubuh, kebalikan dari anestesi umum yang meliputi seluruh tubuh dan otak. Local anestesi memblok secara reversible pada system konduksi saraf pada daerah tertentu sehingga terjadi kehilangan sensasi dan aktivitas motorik.
Untuk menghasilkan konduksi anestesi, anestesi local diinjeksikan pada permukaan tubuh. Anestesi lokal akan berdifusi masuk ke dalam syaraf dan menghambat serta memperlambat sinyal terhadap rasa nyeri, kontraksi otot, regulasi dari sirkulasi darah dan fungsi tubuh lainnya. Biasanya obat dengan dosis atau konsentrasi yang tinggi akan menghambat semua sensasi (nyeri, sentuhan, suhu, dan lain-lain) serta kontrol otot. Dosis atau konsentrasi akan menghambat sensasi nyeri dengan efek yang minimal pada kekuatan otot.
Anestesi local dapat memblok hampir setiap syaraf antara akhir dari syaraf perifer dan system syaraf pusat. Teknik perifer yang paling bagus adalah anestesi local pada permukaan kulit atau tubuh.
Adapun manfaat dari anestesi local adalah sebagai berikut :
- Digunakan sebagai diagnostic, untuk menentukan sumber nyeri.
- Digunakan sebagai terapi, local anestesi merupakan bagian dari terapi untuk kondisi operasi yang sangat nyeri, kemampuan dokter gigi dalam menghilangkan nyeri pada pasien meski bersifat sementara merupakan ukuran tercapainya tujuan terapi.
- Digunakan untuk kepentingan perioperatif dan postoperasi. Proses operasi yang bebas nyeri sebagian besar menggunakan anestesi local, mempunyai metode yang aman dan efektif untuk semua pasien operasi dentoalveolar.
- Digunakan untuk kepentingan postoperasi. Setelah operasi dengan menggunakan anestesi umum atau lokal, efek anestesi yang berlanjut sangat penting untuk mengurangi ketidaknyamanan pasien.
● Pada teknik anastesi kita lakukan penghambatan jalannya penghantar rangsangan dari pusat perifer. Dikenal dua cara yaitu :
- Nerve blok yaitu : anestesi lokal dikenakan langsung pada syaraf, sehingga menghambat jalannya rangsangan dari daerah operasi yang diinnervasinya.
- Field blok yaitu: disuntikkan pada sekeliling lapangan operasi, sehingga menghambat semua cabang syaraf proksimal sebelum masuk kedaerah operasi.
Teknik Anestesi Lokal Teknik anestesi lokal di bidang kedokteran dapat dibedakan menjadi beberapa kelompok berdasarkan atas luas area yang teranestesi, dan tempat insersi jarum. Berdasarkan area yang teranestesi, anestesi lokal dapat dibedakan menjadi :
1. Nerve Block
Larutan anestesi lokal disuntikkan pada atau disekitar batang saraf utama, sehingga mampu menganestesi daerah yang luas yang mendapat inervasi dari percabangan saraf utama tersebut. Teknik ini sering digunakan di rongga mulut khususnya di rahang bawah. Kerugian dari teknik ini adalah bahwa biasanya pembuluh darah letaknya berdekatan dengan batang saraf, maka kemungkinan terjadi penetrasi pembuluh darah cukup besar. Contoh : inferior alveolar nerve block.
2. Field Block
Larutan anestesi lokal disuntikkan pada atau disekitar cabang saraf terminal dengan tujuan untuk memblokir semua persarafan sebelah distal dari tempat injeksi cairan anestesi. Efek anestesi meliputi darah yang terbatas (tidak seluas pada teknik nerve block) contoh : injeksi di sekitar apeks akar gigi rahang atas.
3. Lokal infiltrasi
Larutan anestesi lokal dituntikkan di sekitar ujung-ujung saraf terminal sehingga efek anestesi hanya terbatas pada tempat difusi cairan anestesi tepat pada area yang akan dilakukan instrumentasi. Teknik ini terbatas hanya untuk anestesi jaringan lunak.
Topikal anesthesia
Teknik ini dilakukan dengan cara mengoleskan larutan anestesi pada permukaan mukosa atau kulit dengan tujuan untuk meniadakan stimulasi pada ujung-ujung saraf bebas (free nerve endings). Anestesi topikal dapat digunakan pada tempat yang akan diinjeksi untuk mengurangi rasa sakit akibat insersi jarum.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar