blog_ku

Annyeong haseyo
terima kasih udah berkenan mengunjungi blog saya
semoga bermanfaat dan menghibur :)

Sabtu, 23 Juni 2012

Psikiatri 2

Trigger : Ny. Ersy 54 tahun, mengeluh sakit kepala, jantung berdebar-debar, sakit ulu hati dan susah tidur. Sudah 1 tahun menjadi langganan internis dengan keluhan yang sama namun merasa kurang memuaskan sehingga akhirnya pasien meminta untuk ke psikiatri dan internisnya mendukung idenya tersebut, karena memang kelainan fisiknya tidak ada kelainan.
Pada saat gempa 10 September 2009 yang lalu, ayah pasien meninggal secara tiba-tiba yang sangat mengagetkan pasien. Sedangkan 1 bulan sebelumnya suami pasien yang sangat dicintainya meninggal karena kecelakaan motor saat pergi kerja ke suatu pabrik terkenal di Padang. Mulai saat itu pasien mulai kurang tidur dan dengan kematian ayahnya maka keluhannya bertambah berat sampai sekarang.
Learning Objective :
1. Diagnosis pasien pada kasus (Axis I-V).
2. Terapi pasien pada kasus.
- Diagnosis pasien
a. Axis I : Gangguan Somatoform, depresi non psikotik
- Ciri utama gangguan ini adalah adanya keluhan atau gejala fisik yang berulang-ulang disertai dengan permintaan pemeriksaan medik, meskipun sudah berkali-kali terbukti hasinya negatif dan juga sudah dijelaskan oleh dokternya bahwa tidak ditemukan kelainan yang menjadi dasar keluhannya.
- Penderita juga menyangkal dan menolak untuk membahas kemungkinan kaitan antara keluhan fisiknya dengan problem/konflik dalam kehidupan yang dialaminya, bahkan meskipun didapatkan gejala-gejala anxietas dan depresi.
*Gangguan Somatisasi : Pedoman diagnostik = Diagnostik pasti memerlukan adanay banyak keluhan-keluhan fisik yang bermacam-macam yang tidak dapat dijelaskan atas dasar adanya kelainan fisik, yang sudah berlangsung sedikitnya 2 tahun, tidak mau menerima nasehat/penjelasan dari beberapa dokter bahwa tidak ada kelainan fisik yang dapat menjelaskan keluhan-keluhannya, dan selanjutnya harus ada/ terdapat disabilitas dalam fungsinya di masyarakat dan keluarga, yang berkaitan dengan sifat keluhan-keluhannya dan dampak dari perilakunya.
* Gangguan Somatoform tak terinci : Pedoman diagnostik = keluhan fisik bersifat multipel, bervariasi dan menetap, akan tetap dengan gambaran klinis yang khas dan lengkap dari gangguan somatisasi tidak terpenuhi, kemungkinan ada/ tidak ada faktor penyebab psikologis belum jelas, akan tetapi tidak boleh ada penyebab fisik dan keluhan-keluhannya.
* Gangguan Hipokondrik : keyakinan menetap terhadap penyakitnya dan tidak mau menerima nasehat dokter.
* Gangguan Disfungsi Otonomis Somatoform : Ada gejala menetap dan mengganggu fungsi otonomiknya, gejala subjektif tambahan yang sesuai dengan fungsi otonomiknya, preokupasi dengan gangguan yang serius dari sistem otonomiknya, tidak terbukti dengan gangguan yang disampaikannya.
* Sistem otonomiknya
1. Kardiovaskuler
2. Pencernaan bagian atas
3. Pencernaan bagian bawah
4. Pernapasan
5. Genita urinaria
6. Organ lain
• Gangguan nyeri Somatoform : beratnya nyeri mentiksa dan menetap, nyeri timbul dalam hubungan konflik emosional/psikososial yang jelas dan pasien akan mendapat tambahan perhatian dan dukungan keluarga dan medis.
•Gangguan Somatoform lainnya : keluhan-keluhannya tidak melalui sistem saraf otonom dan terbatas secara spesifik pada bagian tubuh/ sistem tertentu. Tidak ada kaitannya dengan adanya kerusakan jaringan.
Axis II = Gangguan kepribadian dependent
Ciri-ciri :
a. Mendorong/membiarkan orang lain untuk mengambil sebagian besar keputusan penting untuk dirinya .
b. Meletakkan kebutuhan sendiri lebih rendah dari orang lain, kepada siapa dia bergantung dan kepatuhan yang tidak semestinya terhadap keinginan mereka.
c. Keenggganan untuk mengajukan permintaan yang layak kepada orang di mana tempat ia bergantung.
d. Perasaan tidak enak/tidak berdaya apabila sendirian, karena ketakutan yang dibesar-besarkan tentang ketidakmampuan untuk mengurus dirinya sendiri.
e. Preokupasi dengan ketakutan akan ditinggalkan oleh orang yang dekat dengannya, dan dibiarkan untuk mengurus dirinya sendiri.
f. Terbatasnya kemampuan untuk membuat keputusan sehari-hari tanpa mendapat nasehat yang berlebihan dan dukungan dari orang lain.
Untuk diagnosis dibutuhkan paling sedikit 3 dari kriteria di atas.
Axis III : Tidak ada kelainan fisik
Axis IV : Faktor pencetusnta = meninggalnya suami dan ayahnya, sehingga menyebabkan ibu tersebut depresi.
Axis V : GAF 70-61 = beberapa gejala ringan dan menetap, disabilitasnya ringan secara fungsi, tapi secara umum baik.
- Terapi
* Farmako terapi
a. Minor Transqulizer : Diazepam, Clonazepam, Lorazepam.
b. Antidepresan : Amitriptilin, Amfetamin
* Psikoterapi
a. Supportif terapi : upaya mendorong dan memberi semangat kepada pasien sehingga timbul percaya diri, termasuk sikap empati sebagai ventilasi bagi pasien, misalnya pada pasien depresi.
b. Sosioterapi
c. Analitikterapi : upaya untuk menganalisa masa lalu pasien dan dinilai di mana letak kesalahannya sehingga dapat dibetulkan.
- Family terapi : terapi keluarga dengan dasar melihat interaksi antar keluarga, diutamakan memperbaiki interaksi antara anggota keluarga dan mengetahui masalah yang sering terjadi dalam keluarga.
- Teknik Familyterapi : Interconection (membantu memperbaiki interkoneksi mereka), Sequences of Interaction (mengalihkan dari faktor individual ke keluarga), Triangle (masalah 1 orang dipindahkan pada 2 orang secara psikologis, Circulair causality (mencegah pembicaraan masalah berulang-ulang dan berputar-putar), Indirect Communication (melalui sindiran/ tidak langsung).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar