Trigger 1 : Dony takut ketinggian
tn. Dony 42 tahun, mengeluh selalu takut apabila berada ditempat yang tinggi seperti bila berada di lantai gedung bertingkat, di atas jembatan dan bila naik pesawat. Hal ini mulai dirasakan sejak 3 bulan yang lalu yang makin lama makin bertambah. Bila dipaksakan akan keluar keringat dingin, jantung berdebar dan sakit kepala. Hal ini berawal 4 bulan yang lalu, pasien menyaksikan langsung kejadian mobil yang parkir di tingkat 5 sebuah mall terjun langsung ke bawah sehingga sopir tewas. Pada waktu itu pasien sedang memarkirkan mobilnya juga pada tingkat yang sama.
Pasien sudah menikah 12 tahun yang lalu namun belum punya anak. Sudah berusaha ke dokter kebidanan dan orang pintar. Namun belum berhasil juga, hingga kadang-kadang putus asa dan pasrah. Walaupun begitu hubungan suami istri dalam keadaan harmonis.
Pasien seorang karyawan swasta yang prestasinya cukup baik bahkan pernah jadi karyawan teladan. Hal ini terlihat dari cara kerja pasien yang disiplin. Hasil pekerjaan diselesaikan dengan sesuai rencana baik waktu kualitas dan kuantitas. Tapi pada waktu gempa di Padang 30 September 2009 pasien melambat mengirim laporan ke Jakarta karena komunikasi terganggu, namun tetap disalahkan pimpinan karena dianggap tidak maksimal. Sayangnya pimpinan di Padang tidak membela pasien, sehingga pasien merasa tersudut. Semenjak itu konflik di dalam dirinya terasa semakin berat.
STEP 7 . SHARE THE RESULT OF INFORMATION AND PRIVATE STUDY
1. DIAGNOSA
A. DIAGNOSA AXIS 1:
Ø 3 dimensi yg mendasari ke-3 klaster (spt pelepasan, impulsivitas, penuh ketakutan) berhubungan erat dengan ciri temperamen normal (spt low reward dependence, high novelty seeking, high harm avoidance).
Ø Beberapa gambaran gangguan kepribadiaan juga dpt terlihat selama suatu episode gangguan mental lainnya.
Ø Diagnosis gangguan kepribadian dibuat hanya bila terdapat gambaran fungsi tipikal jangka panjang. Dan bila gambaran perilaku maladaptif disebabkan oleh efek langsung zat secara psikologis (contoh: berbagai zat psikoaktif, termsk medikasi) atau suatu kondisi medis umum èdiagnosis gangguan kepribadiaan tidak dapat dibuat.
Ø Diagnosis gangguan kepribadiaan spesifik dpt dibuat pada anak2 atau remaja bila ciri kepribadian maladaptif yg diobservasi pervasif, persisten & mau tdk mau dibatasi utk tahap perkembangan khusus atau suatu episode dari gangguan axis 1.
Ø Bila usia < 18 thn ègambaran hrs ada utk > 1 thn. Pengecualian hanya pada gangguan kepribadiaan antisosial yg tdk dpt didiagnosis pd usia < 18 thn
Diagnosa: - agorafobia
- depresi psikotik
B. DIAGNOSA AXIS 2
Gangguan kepribadian obsesif-kompulsif (anankastik)
• Terokupasi dengan perincian, aturan, daftar, urutan, jadwal, susunan.
• Perfeksionisme yang mengganggu penyelesaian tugas.
• Secara berlebihan setia pada pekerjaan dan produktivitas, mengabaikan waktu luang dan persahabatan.
• Terlalu hati-hati, teliti, tidak fleksibel tentang moral, etika, nilai-nilai.
• Enggan mendelegasikan tugas atau bekerja dengan orang lain.
• Kikir untuk diri sendiri atau orang lain.
• Kaku dan keras kepala.
• Mulai dewasa awal.
Freud = pengaruh fase anal pd kepribadian tergantung sikap orang tua terhadap toilet training è sikap kaku, tdk sabar, atau menuntut è fiksasi fase anal è characterological counterpart of the compulsive personality.
Ø Empat defense mechanisms yg sering digunakan :
1. isolasi afek èemosi2 yg berhubungan dgn “peristiwa stres” tidak dialami dan diekpresikan.
2. Rasionalisasi è tampaknya penjelasan yg masuk akal dilakukan utk perasaan yg tdk dpt diterima.
3. Intelektualisasi èpenggunaan akal berlebihan utk menjelaskan emosi2 yg tdk diinginkan.
4. undoing ètindakan2 saat ini bertujuan utk memperbaiki/membalikan tindakan2 masa lalu.
Ø Sekurang-kurangnya terdapat empat gejala dari : (dsm iv tr)
- preokupasi terhadap detil, aturan, daftar, perintah, prosedur, susunan, atau jadwal yang meluas hingga tujuan utama aktivitas hilang.
- perfeksionisme dalam mengerjakan tugas.
- pengabdian yang berlebihan pada pekerjaan dan produktivitas sehingga mengabaikan kesenangan dan persahabatan (tidak termasuk akibat tuntutan ekonomi).
- semangat yang berlebihan, cermat dan kekakuan tentang moral, etik, atau nilai-nilai (tidak termasuk masalah agama atau budaya).
- ketidakmampuan membuang barang usang atau kurang berarti tanpa perasaan sentimentil.
- keengganan melimpahkan tugas atau pekerjaan kepada orang lain kecuali mereka melakukan hal tersebut sesuai dengan caranya.
- kekikiran (uang merupakan sesuatu yang harus disimpan untuk masalah di masa depan).
- kekakuan dan keras kepala.
Ø Beberapa gejala lain :
- Kesulitan mengambil keputusan ketika tidak ada peraturan atau prosedur pasti yang ditetapkan dalam menentukan tindakan yang benar.
- Kemarahan dan frustasi ketika tidak bisa mempertahankan pengendalian lingkungan fisik atau interpersonal (kemarahan biasanya tdk diekpresikan secara langsung).
- perhatian berlebihan terhadap status dalam hubungan dominan submisi.
- ekspresi emosi yang terkontrol dan terbatas dan gaya penampilan ttt.
- Hubungan sehari-hari yang formal dan serius .
Diagnosa banding
v Gangguan obsesi kompulsi à obsesi dan kompulsi yang sebenarnya.
v Gangguan kepribadian schizoid à kekurangan kapasitas utk intimasi dan isolasi sosial sebagai akibat pelepasan emosional, menentang pengabdian thd pekerjaan dan tdk nyaman dgn emosi.
v Gangguan kepribadian antisosial à termasuk tujuan materi pada perilaku antisosial dan kriminalitas sebagai lawan hipermoralitas dari kepribadian obsesif.
v Gangguan kepribadian narsisistik à termasuk perasaan, pembesaran diri, eksibisionisme, dan ketakutan memiliki ketidak sempurnaan yang tersembunyi dan kekurangannya terbuka.
Diagnosa: obsesi kompulsif
C. DIAGNOSA AXIS 3
Kelompok a : aneh, eksentrik
1. Gangguan kepribadian paranoid
2. Gangguan kepribadian skizoid
3. Gangguan kepribadian skizotipal
1. Gangguan kepribadian paranoid
2. Gangguan kepribadian skizoid
3. Gangguan kepribadian skizotipal
Kelompok b : dramatik, emosional, tidak menentu
1. Gangguan kepribadian antisosial
2. Gangguan kepribadian ambang
3. Gangguan kepribadian histerionik
4. Gangguan kepribadian narsistik
1. Gangguan kepribadian antisosial
2. Gangguan kepribadian ambang
3. Gangguan kepribadian histerionik
4. Gangguan kepribadian narsistik
Kelompok c : cemas, ketakutan
1. Gangguan kepribadian menghindar
2. Gangguan kepribadian dependen
3. Gangguan kepribadian obsesif-kompulsif
4. Gangguan kepribadian pasif agresif
5. Gangguan kepribadian depresif
1. Gangguan kepribadian menghindar
2. Gangguan kepribadian dependen
3. Gangguan kepribadian obsesif-kompulsif
4. Gangguan kepribadian pasif agresif
5. Gangguan kepribadian depresif
Diagnosa: tidak ada penyakit fisik yang diderita
D. DIAGNOSA AXIS 4
Faktor pencetus serangan :
* masalah keluarga
* masalah lingkungan sosial
* masalah pendidikan
* masalah perumahan
* masalah ekonomi
* masalah akses ke pelayanan
kesehatan
* masalah hukum/ kriminal
* masalah psikososial & lingkungan
lain dan masalah lainnya
Diagnosa: -menyaksikan kecelakaan mobil
- tidak punya anak
- masalah pekerjaan
E. DIAGNOSA AXIS 5
• Global assesment of fungsioning scale ( gaf ) :
* 100 - 91 : gejala tidak ada,fungsi
maksimal dan tak ada masalah yg
terganggu.
* 90 - 81 : gejala minimal, fungsi
baik,cukup puas,cuma masalah
harian yang biasa
* 80 - 71 : gejala sementara, dapat
diatasi, disabilitas ringan dalam
sosial, pekerjaan, sekolah dll.
• 70 - 61 :
beberapa gejala ringan& menetap, disabilitas ringan secara fungsi tapi secara umum baik.
• 60 - 51 :
gejala sedang, disabilitas sedang
• 50 - 41 :
gejala berat, disabilitas berat
• 40 - 31 :
beberapa disabilitas dalam hubungan dg realita & komunikasi, disabilitas berat dlm beberapa fungsi
• 30 - 21 :
disabilitas berat dalam komunikasi & daya nilai, tidak mampu berfungsi hampir disemua bidang.
• 20 -11 :
bahaya mencederai diri / orang lain, disabilitas sangat berat dalam komunikasi dan mengurus diri.
• 10 - 01 :
seperti diatas, menetap dan lebih serius.
• 0 : informasi tidak adequat.
Score GAF: 70-61
2. TERAPI
a. Psikoterapi
1.supportif terapi :
Upaya mendorong dan memberi semangat kepada pasien sehingga timbul percaya diri, termasuk bersikap empati sebagai ventilasi bagi pasien ( pada depresi )
2. Cognitif behavioral terapi (cbt ) :
Upaya merobah cara berfikir dan bertingkah laku sehingga dapat mengatasi sendiri gangguan jiwanya,
3. Analitik terapi :
Upaya dengan menganalisa masa lalu pasien dan dinilai dimana letak kesalahannya sehingga dapat dibetulkan
4. Sosioterapi :
Terapi dengan melibatkan lingku ngan yang terdekat dengan pasien sehingga interaksi pasien dengan lingkungan berjalan dg baik.
5. Rehabilitasi :
Upaya mengembalikan kondisi fisik dan mental serta sosial pasien kepada keadaan semula
Upaya rehabilitasi di rs jiwa :
1. Olah raga
2. Day care
3. Kesenian
4. Hospital night
5. Kerajinan tgn
6. Rekreasi
7. Pertanian
8. Perternakan
9. Perikanan
10. Perkebunan
b. Farmakoterapi
1.mayor tranquilizer :
Cpz, hlp, tfp, perpenazin,tiorodazin, risperidon, clozaril,seroquele d.l.l.
2. Minor tranquilizer :
Diazepam,clonazepam,bromazepam, nitrazepam, lorazepam d.l.l.
3. Antidepresan :
amitriptilin,setralin,amineptine, fluozazin
4. Antiparkinson :
Trihexipenidil,arkin,artan,arkicel d.l.l.
5.hypnotika:
luminal, etylklorida,esilgan,helcion dll
6. Neurotropik:
Nootropil,encepabol,latropil d.l.l.
7. Antikonfulsi :
carbamazepin, luminal, diazepam d.l.l
8. Anti manik : carbamazepin, litium
carbonat, depakote, depakene
9. Vitamin vitamin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar