Senin, 02 Juli 2012
Pertolongan Pertama pada Pasien Keracunan
Keracunan merupakan keadaan darurat yang diakibatkan masuknya suatu zat atau makanan ke dalam tubuh melalui berbagai cara yang berbahaya bagi tubuh. Ada tindakan-tindakan pokok yang penting saat memberikan pertolongan pada korban keracunan. Pertolongan pada korban yang keracunan yang ditimbulkan oleh zat apapun haruslah dilakukan dengan sangat hati-hati dan tidak boleh terburu-buru. Pertolongan yang salah atau yang secara berlebihan justru mendatangkan bahaya baru bagi korban.
Sedapat mungkin mencari tahu atau mencari racun penyebabnya, misalnya dari botol bekas atau sisa zat atau makanan yang masih ada disekitar korban. Tindakan pertolongan akan sangat ditentukan dari jenis racunnya.
Tindakan pertama adalah bersihkan saluran napas korban dari kotoran, lendir, atau muntahan. Dalam hal keracunan, penolong jangan memberikan pernapasan buatan dengan cara mulut ke mulut karena bahaya terkontaminasi dari korban ke penolong. Apabila pernapasan buatan diperlukan, maka berikan cara lainnya. Apabila racun tidak dapat dikenali atau tidak diketahui maka untuk sementara berikan norit atau larutan arang batok kelapa yang dicampur dengan air. Selain itu dapat juga berikan putih telur, susu, dan air sebanyak-banyaknya untuk mengencerkan racun yang masuk dalam tubuh.
Racun dapat masuk dalam tubuh dengan berbagai cara seperti berikut :
1. Racun masuk melalui mulut
Umumnya racun masuk ke dalam tubuh melalui mulut yang dengan sendirinya dapat merangsang terjadinya muntah, hal tersebut baik bagi korban. Namun, jika tidak disertai muntah, korban dirangsang untuk memuntahkan racunnya atau dibantu dengan cara menekan tenggorokannya dengan jari melalui mulut.Pada anak-anak, merangsang muntah dapat dilakukan dengan memberinya minum air atau susu sebanyak mungkin, biasanya muntah akan terjadi dengan sendirinya.
* Muntah tidak boleh dirangsang : beberapa catatan yang tidak boleh merangsang muntah adalah keracunan yang disebabkan oleh bensin, minyak tanah, asam dan basa keras, serta apabila penderita dalam keadaan tidak sadar. Memuntahkan zat tersebut malah akan merugikan atau merusak saluran cerna korban.
* Pembilasan lambung : pembilasan lambung perlu dilakukan apabila racun masuk melalui mulut kurang dari 3 jam. Pembilasan lambung dapat dilakukan setelah lewat dari 3 jam, apabila penderita sudah diberi minum susu dalam jumlah banyak terlebih dahulu. Pembilasan lambung tidak boleh dikerjakan apabila racun yang termakan bersifat korosif, misalnya asam atau basa keras atau berupa bensin dan sejenisnya.
* Cara yang dilakukan dalam penatalaksanaan keracunan melalui mulut : penderita diberi minum air garam (satu sendok makan garam dapur dalam satu liter air) atau satu sendok makan bubuk norit (arang) dalam satu liter air. Kemudian cairan tersebut dimuntahkan. Apabila penderita tidak sadar, jangan melakukan prosedur memuntahkan sendiri isi lambungnya. Dalam hal ini korban cepat dibawa ke rumah sakit.
2. Racun yang masuk melalui saluran napas
Jauhkan penderita dari tempat kecelakaan yang merupakan sumber masuknya racun melalui hidung. Bawa korban ke tempat yang udaranya lebih segar. Bila perlu berikan pernapasan buatan.
3. Racun masuk melalui kulit
Kulit yang terkena racun disiram dengan air mengalir. Sedapat mungkin, pakaiannya sudah dilepas terlebih dahulu. Demikian pula pakaian yang dipakainya disiram dengan air mengalir atau dilepas. Apabila sudah terjadi syok atau pingsan, penderita segera dibawa ke rumah sakit untuk mendapatkan pertolongan lebih lanjut.
4. Racun masuk melalui suntikan
Segera pasang penekan (torniket) di atas dari tempat suntikan untuk menghambat racun menjalar lebih jauh di dalam tubuh, atau dapat pula dengan menyedotnya dari tempat suntikan dengan mempergunakan alat penyedot.
5. Reaksi alergi berat : anafilaksis
Anafilaksis adalah suatu reaksi alergi yang bersifat akut, menyeluruh dan biasanya berat. Anafilaksis terjadi pada seseorang yang sebelumnya telah mengalami perangsangan (sensitisasi) akibat pemaparan terhadap suatu zat penyebab alergi. Anafilaksis tidak terjadi pada kontak pertama dengan alergen, tapi pada pemaparan kedua atau pemaparan berikutnya baru terjadi reaksi alergi. Reaksi anafilaksis ini terjadinya mendadak, berat dan sistemik (melibatkan seluruh sistem tubuh).
Anafilaksis bisa terjadi sebagai respon terhadap zat asing/ alergen. Beberapa jenis obat-obatan misalnya morfin, pada pemaparan pertama bisa menyebabkan reaksi anafilaktoid (reaksi yang menyerupai anafilaksis, namun masih lebih ringan). Hal ini biasanay merupakan reaksi idiosinkratik atau reaksi keracunan dan bukan merupakan mekanisme sistem kekebalan seperti yang terjadi pada anafilaksis sesungguhnya. Paling sering terjadi pada gigitan atau sengatan serangga, alergi makanan dan alergi obat. Jarang terjadi pada alergen yang berupa serbuk sari bunga.
Gejala yang muncul merupakan respon sistem kekebalan tubuh yang melepaskan antibodi dan diikuti jaringan melepaskan histamin dan zat lainnya. Hal ini menyebabkan terjadinya reaksi penyempitan saluran udara, sehingga terdengar bunyi mengi (bengek)saat bernapas, gangguan pernapasan dan timbul gejala-gejala saluran pencernaan berupa nyeri perut, kram perut, muntah dan diare.
Tindakan pertolongan :
* Anafilaksis merupakan keadaan darurat yang memerlukan pertolongan segera.
* Bila perlu, segera lakukan pernapasan buatan atau resusitasi kardiopulmonal, intubasi endotrakeal atau trakeostomi/krikotirotomi.
* Epinefrin diberikan dalam bentuk suntikan atau obat hirup, untuk membuka saluran pernapasan dan meningkatkan tekanan darah.
* Untuk mengatasi syok, diberikan cairan melalui infus dan obat-obatan untuk menyokong fungsi jantung dan peredaran darah berfungsi baik.
* Antihistamin misalnya Diphenhydramine dan kortikosteroid misalnya prednison diberikan untuk meringankan gejala lainnya.
Pencegahannya : jika sudah diketahui, hindari alergen penyebab reaksi alergi. Untuk mencegah anafilaksis akibat alergi obat, kadang sebelum obat penyebab alergi diberikan, terlebih dahulu berikan kortikosteroid, antihistamin atau efinefrin.
6. Keracunan makanan
* Keracunan botulinum
Kuman Clostridium botulinum adalah kuman yang hidup dengan kondisi kedap udara (anaerobic), yaitu ditempat-tempat yang tidak ada udaranya. Kuman ini mampu melindungi dirinya dari suhu yang agak tinggi dengan jalan membentuk spora, karena cara hidup yang demikian itu, memungkinkan kuman ini banyak dijumpai pada makanan dalam kaleng yang diolah secara kurang sempurna.
Gejalanya muncul secara mendadak antara 18-36 jamm setelah mengkonsumsi makanan tercemar kuman ini. Gejalanya berupa badan lemas yang kemudian diikuti dengan penglihatan yang kabur dan ganda. Kelumpuhan saraf mata itu diikuti oleh kelumpuhan saraf-saraf otak lainnya, sehingga penderita mengalami kesulitan berbicara dan susah menelan.
Korban harus dirawat di rumah sakit dengan penyuntikkan serumantitoksin yang khas untuk botulinum. Sebelum disantap, makanan kaleng dibuka dan kemudian direbus bersama kalengnya di dalam air sampai mendidih untuk beberapa menit.
* Keracunan jamur
Jamur Amanita spp paling sering mengandung racun, gejalanya dapat muncul beberapa menit sampai 2 jam sesudah makan jamur yang beracun tersebut. Gejalanya berupa sakit perut yang hebat, muntah, mencret, rasa haus, banyak berkeringat, kekacauan mental dan pingsan.
Tindakan pertolongan : apabila tidak ada muntah-muntah, penderita dirangsang agar muntah. Kemudian lambungnya dibilas dengan larutan encer Kalium Permanganat ( 1 gram Kalium Permanganat dalam 2 liter air) atau dengan meminum putih telur dicampur susu. Bila ada gangguan napas, berikan pernapasan buatan, setelah itu bawa penderita ke rumah sakit.
* Keracunan jengkol
Keracunan jengkol dapat terjadi karena terbentuknya kristal asam jengkol yang berlebih dalam saluran kencing. Gejalanya berupa nyeri pinggang yang disertai dengan sakit perut, nyeri sewaktu kencing dan kristal-kristal asam jengkol yang berwarna putih nampak keluar bersama air kencing. Kadang juga disertai darah akibat gesekan kristal asam jengkol saat keluar dan melukai saluran kemih. Bau khas jengkol pada napas, mulut dan air kencing. Keracunan yang berat dapat mengakibatkan berkurangnya air kencing atau tidak dapat kencing sama sekali.
Tindakan pertolongan : pada keracunan yang ringan, penderita diberi minum air soda sebanyak-banyaknya. Obat-obat penghilang rasa sakit dapat diberikan untuk mengurangi sakitnya. Pada keracunan yang berat, penderita harus dirawat di rumah sakit.
* Keracunan singkong
Racun yang terdapat dalam singkong merupakan unsur senyawa sianida. Gejalanya muntah, mencret, sakit kepala, pusing, sesak napas, badan lemah, mata melotot, mulut berbusa, pingsan, kejang-kejang.
Tindakan pertolongan :
- berikan uap amyl nitrit/amonia di depan hidungnya setiap 2-3 menit sekali selama 15-30 detik.
- berikan pernapasan buatan.
- usahakan agar penderita memuntahkan singkong yang telah dimakan.
- berikan larutan natrium thiosulfat2-3 gram dalam segelas air untuk diminum.
- selimuti korban dan bawa ke dokter atau rumah sakit, selama dalam perjalanan usaha pertolongan harus dilanjutkan atau diulangi.
7. Keracunan zat kimia dan obat
Beberapa zat kimia yang sering digunakan misalnya : DDT, pembunuh/pembasmi serangga, obat merah (yodium tinctur), racun tikus, zat pembasmi hama, zat penutih, deterjen, alkohol, spiritus, minyak tanah, bensin, solar, gas, korek api, zat kecantikan seperti untuk kuku atau muka. Keracunan utamanya sering terjadi karena salah dalam penggunaan, tidak sesuai untuk siapa yang cocok zat tersebut digunakan, dan dosis yang berlebihan.
Tindakan pertolongan :
- bawalah korban ke dokter dengan membawa botol atau tempat zat itu disimpan sehingga cepat diberikan penawarnya.
- jika ada dugaan penderita keracunan, maka upayakan penderita memuntahkan apa yang telah dimakannya dengan cara memasukkan jari ke dalam mulut/keronkongannya atau berikan minum air sabun/air garam, biarkan penderita muntah sampai muntahannya jernih. Untuk merangsang muntah diberikan susu, air yang dicampur terigu atau telur mentah yang telah dikocok, atau berikan satu sendok makan bubuk arang.
- Tetapi jika penderita diduga menelan korosif seperti minyak tanah, penderita dilarang muntah atau jangan dirangsang muntahnya.
Untuk hal ini lakukan pertolongan dengan memberikan penawar racun, penawar racun yang sering
digunakan :
- Arang kayu 2 bagian atau roti yang dipanggang sampai hangus. Garam Inggris 1 bagian, asam tannin/teh pekat 1 bagian, dan diaduk sampai merata. Lalu ambil satu sendok teh penuh campuran tersebut dan dituangkan ke dalam 1 gelas air, lalu diminum.
- Cara lainnya adalah suruh penderita muntah.
- Bila anak-anak, baringkan anak pada lutut dengan kepala dibawah dan letakkan jari di belakang kerongkongannya supaya dia muntah.
- Untuk anak yang lebih besar, bisa diberikan satu atau dua gelas susu atau putih telur, atau garam satu sendok teh ditambahkan dengan air yang bila diminum akan menambah kecendrunggan untuk muntah.
lengkap juga nih informasinya, mantab banget, salam kenal aja ya permainan bola voli
BalasHapusInformasi tentang keracunan makanan yang sangat bermanfaat sekali. Terimakasih sudah menyempatkan waktu untuk berbagi.
BalasHapusGejala Keracunan Makanan
Terima kasih sudah berkunjung ke Blog Saya. Semoga bermafaat :) @PURNAMA @Dani Iskandar
BalasHapus