Minggu, 05 Juni 2011

perjuangkan jika kau sayang padanya...

sebuah pilihan yang datangnya tidak dari hati, memang sakit dan sesak rasanya. Semua yang telah dilalui bersamanya secara mendadak terpisahkan oleh kata "tidak" dari pihak yang sangat berpengaruh dalam hidup pasangan kita. Sungguh sebuah keputusan yang sepihak dan tidak adil rasanya. Ingin rasanya berteriak dan meraung-raung sekuat mungkin sebagai tanda protes atas perampasan secara enteng akan belahan jiwa yang selama ini sangat disayangi dan dicintai.

Seperti sebuah serangan jantung, semuanya langsung melemahkan seluruh orot-otot tubuh dan terasa tak berdaya, tak ada kata yang bisa keluar lagi. Protes pada tuhan pun langsung terlontar, " mengapa kalau akhirnya terpisahkan juga, tidak sejak awal saja Engkau memisahkan kami? mengapa baru sekarang Engkau bertindak seperti ini? tak tahu kah Engkau kalau rasa sayang dan cinta ini tidak bisa dibuang lagi, sudah membenam dalam hati yang paling dalam..."

Memang benar adanya sebuah kata para pejuang-pejuang cinta atau pujangga-pujangga cinta terdahulu, bahwa kalau kita sudah menyatu dalam cinta dan sayang, pasti tidak bisa terlepaskan lagi, karena sudah menjadi belahan jiwa "soulmate". Bak kisah romantis Romeo dan Juliet yang hanya terpisahkan oleh maut.

Mengapa itu tidak terjadi pada mereka yang sama-sama cinta dan sayang, sudah meyatu dalam rasa?? Mereka tak mau dipisahkan, namun pilihan itu membuat sebuah doktrin tersendiri yang membuat mereka tak bisa bersatu. Sungguh sulit rasanya untuk berpisah, berat, sesak dan sangat sakit rasanya. Hanya dengan mengeluarkan air mata yang dapat meluapkan rasa sakit hati itu, tak bisa untuk mencegah dan berkata bahwa menolak keputusan itu. Karena keputusan itu pun juga pilihan yang terbaik bagi kita dan keluarga.

Kita juga harus berpikir secara logika dan real, bahwa antara pasangan dan keluarga, pasti sedikit banyaknya kita lebih berat dan condong untuk memilih keluarga, karena dengan keluarga lah kita bisa hidup dan berkembang, tidak ada istilah "mantan keluarga", tapi ada istilah "mantan pacar". Pertimbangan-pertimbangan itulah yang sangat membuat kita tidak berdaya dan dengan pasrah memilih keputusan itu, yang akhirnya meninggalkan pasangan kita. Hanya air mata yang bisa keluar, namun hati tetap memberontak dan berkata "aku tak SANGGUP..."

Kata-kata " perjuangkan jika kau sayang padanya " apakah bisa menjadi pelopor untuk melawan semua perampasan itu? Berharap dia bisa kembali lagi dan bersatu kembali dalam cinta. Mungkin bagi orang yang berjiwa gentle dan bersunggu-sungguh, pasti mau dan sanggup memperjuangkan cintanya. Bagi orang-orang yang tak mau terpisahkan cintanya, berjuanglah jika kau benar-benar sayang padanya. Semoga tuhan merestui dan semoga kembalinya cinta itu adalah jalan dan rencana Tuhan yang indah. Agar dengan cobaan itu, dapat mendewasakan insan kita. Semoga,, AMIN :)

Za

Tidak ada komentar:

Posting Komentar