Kamis, 04 Desember 2014

Imunisasi


http://idai.or.id/wp-content/uploads/2014/04/Jadwal-Imunisasi-IDAI-2014.jpg.png



Imunisasi dasar diberikan sampai usia 1tahun, tujuannya untuk memperoleh kekebalan pertama kalinya.

 Imunisasi yang diwajibkan :
1. Hepatitis B
- Idealnya dosis pertama imunisasi hepatitis B diberikan sedini mungkin setelah lahir (jika kemungkinan < 12 jam) didahului dengan pemberian suntikan vitamin K.
- Kemudian dilanjutkan dengan interval 4 minggu dari pemberian dosis pertama.
- Interval imunisasi kedua dan ketiga yang dianjurkan adalah minimal 2 bulan dan terbaik setelah 5 bulan.
- Bayi lahir dari ibu HbsAg +, diberikan vaksin hepatitis B dan imunoglobulin hepatitis B (HBIg) pada ekstremitas yang berbeda.
- Dosis : vaksin Hepatitis B adalah 0,5 ml, sedangkan dosis HBIg adalah 0,5 ml.
- Rute : Intramuskular otot vastus lateralis di anterolateral paha.
- KIPI: (jarang terjadi) demam tidak tinggi, dan pada tempat penyuntikan kemerahan, pembengkakan, nyeri, rasa mual serta nyeri sendi. Orang tua atau pengasuh dianjurkan untuk memberikan ASI lebih banyak. Jika demam, pakailah pakaian yang tipis dan dapat diberikan parasetamol 15 mg/kg BB setiap 3-4 jam bila diperlukan, maksimal 6 kali dalam 24 jam, boleh mandi atau cukup diseka dengan air hangat. Bekas suntikan yang nyeri dapat dikompres air dingin.

2. BCG
- Dianjurkan sebelum 3 bulan, optimal umur 2 bulan.
- Sesudah umur 3 bulan, perlu uji tuberkulin (tes Mantoux dengan PPD2TU/PPDRT23)terlebih dahulu, bila hasilnya negatif maka imunisasi BCG diberikan.
Dosis : 0,05 ml
Rute : intrakutan di lengan kanan atas pada insersio M. Deltoideus.
- KIPI : 2-6 minggu setelah penyuntikan dapat timbul bisul kecil (papula), yang semakin besar dan dapat terjadi ulserasi dalam waktu 2-4 bulan, kemudian menyembuh perlahan dengan menimbulkan jaringan parut tanpa pengobatan khusus. Bila ulkus mengeluarkan cairan, orang tua dapat mengkompres dengan cairan antiseptik. Bila cairan bertambah banyak atau koreng semakin besar, orang tua harus membawanya ke dokter.

3. Polio
- Pada saat lahir atau pada saat bayi dipulangkan : vaksin polio oral - 0 (OPV-0).
- Selanjutnya polio-1; polio-2; polio-3; dan polio booste dapat diberikan OPV atau IPV, namun sebaiknya paling sedikit mendapat satu dosis vaksin IPV.
- Dosis  : 2 tetes (OPV); 0,5 ml (IPV).
- Rute : Oral (OPV), intramuskular di otot lengan atau paha (IPV).
- KIPI : (sangat jarang) diare ringan tanpa panas.

4. DTP (Difteri, Tetanus, Pertusis)
- Vaksin DTP pertama diberikan paling cepat umur 6 minggu berupa DTwP atau DTaP atau kombinasi dengan vaksin lain.
- Untuk anak umur lebih dari 7 tahun, diberikan vaksin Td, dengan booster setiap 10 tahun.
- Dosis : 0,5 ml
- Rute : intramuskular otot vastus lateralis di anterolateral paha.
- KIPI : reaksi yang dapat terjadi segera setelah vaksinasi antara lain demam tinggi, rewel, di tempat suntikan timbul kemerahan, nyeri dan pembengkakan, yang akan hilang dalam dua hari. Orang tua atau pengasuh dianjurkan untuk memberikan lebih bannyak ASI atau air buah. Jika demam, pakailah pakaian yang tipis dan diberikan parasetamol 15 mg/kg BB setiap 3-4 jam bila diperlukan, maksimal 6 kali dalam 24 jam. Bekas suntikan yang nyeri dapat dikompres dengan air dingin. Jika reaksi tersebut memberat dan menetap, atau jika orang tua merasa khawatir, bawalah bayi/anak ke dokter.
Reaksi yang dapat terjadi pasca vaksinasi DT antara lain kemerahan, pembengkakan dan nyeri pada bekas suntikan. Bekas suntikan yang nyeri dapat dikompres dengan air dingin.

5.Campak
- Vaksin campak kedua tidak perlu diberikan pada umur 24 bulan, jika MMR sudah diberikan pada umur 15 bulan.
- Dosis : 0,5 ml
- Rute :subkutan dalam di lengan kiri atas.
- KIPI : demam 5-10 hari setelah imunisasi


Imunisasi yang dianjurkan :
6. Influenza : Vaksin influenza diberikan pada umur minimal 6 bulan, diulang setiap tahun. Untuk imunisasi pertama kali pada anak kurang dari 9 tahun, diberi 2 kali dengan interval minimal 4 minggu. Untuk anak 6 bulan sampai kurang dari 36 bulan, dosis 0,25 ml.

7. Pneumokokus (PCV) : Apabila diberikan pada umur 7-12 bulan, PCV diberikan 2 kali dengan interval 2 bulan; pada umur > 1 tahun diberikan 1 kali, namun keduanya perlu booster 1 kali pada umur lebih dari 12 bulan atau minimal 2 bulan setelah dosis terakhir. Pada anak umur di atas 2 tahun, PCV diberikan cukup 1 kali.

8. Rotavirus  : Vaksin Rotavirus Monovalen diberikan 2 kali, vaksin Rotavirus Pentavalen diberikan 3 kali. Vaksin Rotavirus Monovalen dosis 1 diberikan umur 6-14 minggu, dosis ke-2 diberikan dengan interval minimal 4 minggu. Sebaiknya vaksin Rotavirus Monovalen selesai diberikan sebelum usia 16 minggu dan tidak melampaui usia 24 minggu. Vaksin Rotavirus Pentavalen, untuk dosis 1 diberikan umur 6-14 minggu, interval dosis ke-2 dan ke-3 yaitu 4-10 minggu, dosis ke-3 diberikan pada umur kurang dari 32 minggu (interval minimal 4 minggu).

9. Varisela : Vaksin Varisela dapat diberikan setelah umur 12 bulan, terbaik umur sebelum masuk sekolah dasar. Apabila diberikan pada umur lebih dari 12 tahun, perlu 2 dosis dengan interval minimal 4 minggu.

10. Human Papiloma Virus (HPV) : Vaksin HPV dapat diberikan mulai umur 10 tahun. Vaksin HPV Bivalen diberikan 3 kali dengan interval 0,1,6 bulan; vaksin HPV Tetravalen dengan interval 0,2,6 bulan.

11. MMR

12. Hib

13. Tifoid

14. Hepatitis A


Imunisasi ulangan/lanjutan /Catch-Up, dilakukan dengan tujuan memperpanjang masa kekebalan imunisasi dasar dan atau sebagai waktu untuk melengkapi imunisasi yang terlambat.

Imunisasi ulangan saat sekolah dasar : Kelas 1 yaitu imunisasi campak dan DT ; Kelas 2,3, dan 6 yaitu imunisasi TT.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar