Kamis, 18 April 2013

17 April 2013


Jika saja masih terus berlanjut, mungkin usia hubungan ini menginjak 6 bulan, bukan waktu yang singkat dan bukan pula waktu yang terlalu lama. Banyak cerita di dalamnya yang tidak akan pernah terlupakan. Suka dan cita sudah kita lalui bersama, kamu adalah aku dan aku adalah kamu.

Tapi, semua itu berakhir begitu saja, menguap dan pergi. Tidak ku sangka kau tinggalkan aku, akhiri semua ini. Kau yang meminta untuk pergi, karena suatu alasan yang membuatku pun tidak berdaya untuk menolaknya. Aku mengerti posisimu sekarang dan aku sadar, aku sedih karena aku terpaksa harus bisa menerimanya. Sedih lalui hari tanpa hadirmu, mencoba untuk melupakan tapi tidak bisa karena kau lah yang terindah mengisi hatiku.

Sekarang aku lalui hariku dengan kesendirian, teringat akan kenangan kita berdua membuatku semakin sedih dan tidak rela kehilanganmu. Kamu yang terindah mengisi hari-hariku, tapi mengapa kamu pergi meninggalkuanku, aku takut sendiri disini. Aku takut tanpamu, aku kehilangan belahan jiwaku. Semuanya kacau dan tidak menentu, tidak tahukah kau bagaimana aku sekarang?

Aku merindukanmu, aku merindukanmu dan aku merindukanmu,,

Menantimu untuk kembali entah kapan dan apakah itu nyata atau tidak, aku pun tidak tahu. Kau janjikan akan kembali jika usai melaksanakan tugasmu dan janjimu kepada Ibumu. Akan ku tunggu dengan sabar dan setia, tidak usah khawatir dengan hatiku, hanya kamu yang selalu bertahta. Sekarang, biarkan serpihan hati ini, menemani air mataku, hingga habis dayaku, untuk selalu mencintaimu.

Untuk Ibu dan Ayah yang tidak pernah ku lihat wajahnya, tidak pernah ku sapa secara langsung dengan sebutan "Ibu" "Ayah", aku meminta maaf jika hadirku dalam hidup anakmu membuat kalian sedih, maafkan aku Bu, maafkan aku Yah, aku berjanji tidak akan membuat kalian sedih. Biarkan aku yang mengalah untuk semuanya, biarkan aku rela kehilangan belahan jiwaku demi bahagianya kalian dan keluarga. Ibu dan Ayah bahagia, aku pun ikut bahagia, meski tidak bisa lagi aku menggenggam tangan anakmu. Biarkan dia berusaha semaksimal mungkin mencapai cita dan asanya tanpa aku yang senantiasa memberinya semangat.

Aku akan selalu merindukanmu, selalu merindukanmu dan setia dengan hati ini. Aku akan selalu mendo'akanmu dan memberimu semangat dalam do'a. Aku akan setia menunggu janjimu, karena kau pernah bilang kepadaku bahwa aku adalah cita-citamu.

Miss you dear, i will always love you (Akong)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar