Selasa, 24 Juli 2012
THT _ Sinusitis Akut
Sinusitis Akut
Sinusitis adalah radang sinus paranasal. Bila terjadi pada beberapa sinus, disebut multisinusitis, sedangkan bila mengenai seluruh sinus disebut pansinusitis. Yang paling sering terkena adalah sinus maksila kemudian ethmoidalis, frontal dan sfenoidalis. Hal ini disebabkan sinus maksila adalah sinus yang terbesar, letak ostiumnya lebih tinggi dari dasar. Dasarnya adalah dasar akar gigi sehingga dapat berasal dari infeksi gigi, dan osstiumnya terletak di meatus medius, di sekitar hiatus semilunarisyang sempit sehingga sering tersumbat.
Menurut Adams, berdasarkan perjalanan penyakitnya terbagi atas :
- Sinusitis akut : bila infeksi beberapa hari sampai beberapa minggu.
- Sinusitis subakut : bila infeksi beberapa minggu sampai beberapa bulan.
- Sinusitis kronik : bila infeksi beberapa bulan sampai beberapa tahun.
Berdasarkan gejalanya disebut akut bila terdapat tanda-tanda radang akut. Subakut bila tanda akut sudah reda dan perubahan histologik mukosa sinus masih reversibel dan kronik bila perubahan tersebut sudah ireversibel, misalnya menjadi jaringan granulasi atau polipoid.
Etiologi : penyebabnya dapat virus, bakteri atau jamur. Menurut Gluckman, kuman penyebab sinusitis akut sering adalah S. pneumoniae dan H. Influenzae yang ditemukan pada 70% kasus.
Dapat juga disebabkab oleh rinitis akut, infeksi faring seperti faringitis, adenoiditis, tonsilitis akut, infeksi gigi molar M1, M2, M3 atas serta premolar P1, P2. Selain itu berenang dan menyelam, trauma dan barotrauma juga dapat mengakibatkan sinusitis.
Manifesetasi Klinis : dari anamnesis biasanya didahului oleh infeksi saluran pernapasan atas, terutama pada anak kecil, berupa pilek dan batuk yang lama yaitu lebih dari 7 hari.
Gejala subjektif terbagi atas gejala sistemik, yaitu demam dan rasa lesu, serta gejala lokal yaitu hidung tersumbat, ingus kental yang kadang berbau dan mengalir ke nasofaring (post nasal drip), halitosis, sakit kepala yang lebih berat pada pagi hari, nyeri di daerah sinus yang terkena, serta kadang nyeri alih ke tempat lain. Pada sinusitis maksila, nyeri tersa di bawah kelopak mata dan kadang menyebar ke alvelolus, hingga terasa di gigi. Nyeri alih dirasakan di dahi dan depan telinga. Pada sinusitis ethmoidalis, nyeri di pangkal hidung dan kantus medius, kadang-kadang nyeri di bola mata atau belakangnya, terutama bila mata digerakkan dan nyeri alih di pelipis. Pada sinusitis frontal, nyeri terlokalisasi di dahi atau di seluruh kepala. Pada sinusitis sfenoidalis, rasa nyeri di verteks, oksipital, retro orbital dan di sfenoid.
Gejala Objektive , tampak pembengkakan di daerah muka. Pada sinusitis maksila terlihat di pipi dan kelopak mata bawah. Pada sinusitis frontal terlihat di dahi dan kelopak mata atas. Pada sinusitis ethmoidalis jarang bengkak, kecuali bila ada komplikasi.
Pada rinoskopi anterior tampak mukosa konka hiperemis dan edema. Pada Sinusitis maksila, frontal dan ethmoidalis anterior tampak mukopus di meatus medius. Pada sinusitis ethmoidalis posterior dan sfenoidalis, tampak nanah keluar dari meatus superior.
Pada rinoskopi posterior tampak mukopus di nasofaring (post nasal drip). Pada anak dengan demam tinggi (>39 derajat celcius), ingus purulen dan sebelumnya menderita infeksi saluran napas atas, patut dicurigai adanya sinusitis akut, terutama jika tampak edema periorbital yang ringan. Khusus pada anak-anak, gejala batuk lebih hebat di siang hari, dan terasa sangat mengganggu pada malam hari, kadang disertai dengan serangan mengi. Keluhan sinusitis pada anak kurang spesifik dibandingkan dewasa. Anak sering tidak mengeluh sakit kepala dan nyeri muka. Biasanya yang terlibat hanya sinus maksila dan ethmoidalis.
Pemeriksaan Penunjang : transiluminasi adalah pemeriksaan termudah, meskipun kebenarannya diragukan. Terutama berguna untuk evaluasi penyembuhan, dan pada wanita hamil, untuk menghindari bahaya radiasi. Bermakna bila hanya satu sisi sinus sakit, sehingga tampak lebih suram dibandingkan dengan sisi yang normal. Penilaian dilakukan dengan memberikan tanda positif + untuk normal sampai +++ untuk suram. Dilakukan untuk sinus maksila dan sinus frontal. Untuk sinus maksila, lampu dimasukkan ke dalam mulut dan bubur dikatupkan, pada sinus tampak gambaran bulan sabit yang terang di bawah mata. Untuk sinus frontal, lampu diletakkan di sudut medial atas orbita dan terlihat gambaran cahaya di dahi.
Pemeriksaan foto rontgen yang dibuat, yaitu posisi Waters, posteroanterior (PA), dan lateral. Dengan posisi ini maka pada sinusitis akan tampak perselubungan atau penebalan mukosa dan gambaran air fluid level.
Dapat dilakukan pemeriksaan kultur kuman dan uji resistensi dari sekret rongga hidung.
Diagnosis Banding : Rinitis atrofi, karsinoma hidung, dan benda asing di rongga hidung.
Penatalaksanaan : diberikan terapi medikamentosa berupa antibiotik selama 10-14 hari, namun dapat diperpanjang sampai semua gejala hilang. Pemilihannya hampir selalu empirik karena kultur nasal tidak dapat diandalkan dan aspirasi sinus maksila merupakan kontra indikasi. Jenis amoksilin, ampisilin, eritromisin, sulfametoksazol, amoksilin-asam klavulanat dan klaritromisin telah terbukti secara klinis. Jika dalam 48-72 jam tidak ada perbaikan klinis, diganti dengan antibiotik untuk kuman yang menhasilkan beta laktamase, yaitu amoksisilin atau ampisilin dikombinasi dengan asam-klavulanat.
Diberikan pula dekongestan untuk memperlancar drainase sinus. Dapat diberikan sistemik maupun topikal. Khusus yang topikal harus dibatasi selama 5 hari untuk menghindari terjadinya rinitis medikamentosa. Dekongestan sistemik yang sering digunakan hanya dua jenis, yaitu pseudoefedrin dan fenilpropanolamin. Efek sampingnya adalah stimulasi susunan saraf pusat dan kardiovaskular serta peningkatan tekanan darah pada pasien dengan hipertensi yang labil. Sebaiknya jangan diberikan sebagai dosis malam hari dan dikurangi dosis beberapa jam sebelum tidur.
Pemberian antihistamin pada sinusitis akut purulen tidak dianjurkan, karena merupakan penyakit infeksi dan dapat menyebabkan sekret menjadi kental dan menghambat drainase sinus.
Bila perlu, diberikan analgesik untuk menghilangkan nyeri. Mukolitik untuk mengencerkan sekret, meningkatkan kerja silia, dan merangsang pemecahan fibrin.
Pemberian steroid intranasal, antara lain beklometason, flunisolid dan triamsinolon, kadang diperlukan untuk mengurangi edema di daerah kompleks osteomental, terutama bila dicetuskan oleh alergi. Namun harus hati-hati dalam pemakaiannya.
Dapat dilakukan irigasi nasal dengan NaCl untuk membantu pemindahan sekret kental dari sinus ke rongga hidung. Jarang dikerjakan pada anak kecuali jika terapi antibiotik tidak berhasil atau terancam komplikasi sinusitis.
Pada sinusitis akut, mukosa sinus masih reversibel, sehingga dapat diharapkan sembuh. Tindakan yang diambil adalah tindakan konservatif, kecuali jika ada komplikasi ke orbita atau intrakranial, atau nyeri yang hebat akibat tertahannya sekret oleh sumbatan, sehingga perlu dirujuk untuk dilakukan tindakan bedah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar