Sabtu, 30 Maret 2013
untukmu aku bertahan
Tenanglah kekasihku
Ku tahu hatimu menangis
Beranilah dan percaya
Semua ini pasti berlalu
Meski takkan mudah
Namun kau takkan sendiri
Ku ada di sini
Untukmu aku akan bertahan
Dalam gelap takkan ku tinggalkan
Engkaulah teman sejati, kasihku
Di setiap hariku
Untuk hatimu ku kan bertahan
Sebentuk hati yang ku nantikan
Hanya kau dan aku yang tahu
Arti cinta yang telah kita punya
Rabu, 06 Maret 2013
aku takut (curhatan seseorang)
mengapa Tuhan memberi ini padaku? apa aku ini orang yang istimewa sehingga Dia memberiku ujian seperti ini? aku tahu Tuhan sayang padaku, aku tahu ujian ini akan membuatku kuat menjadi manusia yang menerimanya dengan ikhlas.
tapi sekali lagi aku bertanya pada-Mu, mengapa harus aku Tuhan? awalnya aku tidak bisa menerimanya, perasaan takut dan cemas selalu menghantuiku. Aku pun tak berani menceritakan hal ini pada siapapun, termasuk kedua orang tuaku.
Hari-hariku terus berjalan dalam menggapai cita dan asaku, tapi ujian itu selalu menemani dan selalu membuatku cemas, takut dan gak tau harus berbuat apa-apa. Ingin rasanya bercerita pada orang tua, tapi aku takut, aku gak mau membuat mereka sedih, aku gak mau membebani pikiran mereka terutama membebani biaya karena ujian ini. Tidak ada satupun yang tau akan ujian ini, hanya aku dan Tuhan yang tau. Rutinitasku terus berjalan, hari-hariku penuh dengan kegiatan dan terkadang aku melupakan ujian itu, seolah menjadi manusia yang sehat normal seperti biasanya. Namun, jika dalam kesendirian dan bercengkrama dengan Tuhan, ujian itu mulai berkecamuk lagi dalam jiwaku.
Dalam curhatku dengan Tuhan, aku selalu menangis dan mengadu, tapi sepertinya Tuhan tidak mau menjawab semua pertanyaanku, Dia hanya mendengarkan keluh kesahku. Aku tahu ada keindahan dibalik ujian ini. Tapi, aku ini manusia yang lemah, yang terkadang tidak sanggup dengan ujian-Mu yang sebesar ini. Dalam hari-hariku ujian ini membuat gangguan dalam rutinitasku, seolah terhambat karena ujian ini membuat usahaku dalam pencapaian cita dan asaku tidak maksimal. Aku iri dengan orang-orang yang tidak Kau beri ujian ini, mereka bisa tertawa lepas, sehat normal layaknya insan yang maksimal dalam pencapain cita dan asanya. Aku ingin seperti mereka Tuhan, aku ingin sehat dan bisa maksimal mencapai tujuan hidupku agar bisa membahagiakan orang tuaku dan orang-orang yang sayang padaku..itu saja pintaku Tuhan. Tidak terbilang olehku untuk mengatakan " Ma, Pa, aku ini sedang sakit, gadis kecilmu yang kuat ini sakit "
Tidak tega aku melihat mereka sedih,,
Tuhan, aku takut, aku takut, aku takut...
aku takut gak bisa mencapai tujuan hidupku, aku takut ujian ini menjadi penghalangku untuk sukses dan gak bisa membaggakan kedua orang tuaku dan orang-orang yang ku sayang.
Tuhan, aku takut, aku gak tau berbuat apa, gimana caranya aku sehat Tuhan? tolong aku, berilah jawaban atas semua pertanyaanku Tuhan. Berikan lah jalan yang terbaik untukku, jika nantinya hanya membuat sedih dan pengorbanan kedua orang tuaku sia-sia, lebih baik aku berhenti di sini dan bahagia di sana. Agar, mereka yang sayang padaku tidak terlalu sedih. Namun, jika ini adalah ujian untukku agar belajar ikhlas menerima dan menjadi manusia yang kuat, maka sembuhkan aku dengan tangan-Mu Tuhan, aku ingin membahagiakan kedua orang tuaku dan orang-orang yang sayang padaku. Aku ingin membuat mereka tersenyum bahagia dan bangga padaku.
Aku meminta jalan yang terbaik untukku Tuhan,
Aku ingin berbisik sejenak kepada-Mu
" Tuhan, aku takut "
tapi sekali lagi aku bertanya pada-Mu, mengapa harus aku Tuhan? awalnya aku tidak bisa menerimanya, perasaan takut dan cemas selalu menghantuiku. Aku pun tak berani menceritakan hal ini pada siapapun, termasuk kedua orang tuaku.
Hari-hariku terus berjalan dalam menggapai cita dan asaku, tapi ujian itu selalu menemani dan selalu membuatku cemas, takut dan gak tau harus berbuat apa-apa. Ingin rasanya bercerita pada orang tua, tapi aku takut, aku gak mau membuat mereka sedih, aku gak mau membebani pikiran mereka terutama membebani biaya karena ujian ini. Tidak ada satupun yang tau akan ujian ini, hanya aku dan Tuhan yang tau. Rutinitasku terus berjalan, hari-hariku penuh dengan kegiatan dan terkadang aku melupakan ujian itu, seolah menjadi manusia yang sehat normal seperti biasanya. Namun, jika dalam kesendirian dan bercengkrama dengan Tuhan, ujian itu mulai berkecamuk lagi dalam jiwaku.
Dalam curhatku dengan Tuhan, aku selalu menangis dan mengadu, tapi sepertinya Tuhan tidak mau menjawab semua pertanyaanku, Dia hanya mendengarkan keluh kesahku. Aku tahu ada keindahan dibalik ujian ini. Tapi, aku ini manusia yang lemah, yang terkadang tidak sanggup dengan ujian-Mu yang sebesar ini. Dalam hari-hariku ujian ini membuat gangguan dalam rutinitasku, seolah terhambat karena ujian ini membuat usahaku dalam pencapaian cita dan asaku tidak maksimal. Aku iri dengan orang-orang yang tidak Kau beri ujian ini, mereka bisa tertawa lepas, sehat normal layaknya insan yang maksimal dalam pencapain cita dan asanya. Aku ingin seperti mereka Tuhan, aku ingin sehat dan bisa maksimal mencapai tujuan hidupku agar bisa membahagiakan orang tuaku dan orang-orang yang sayang padaku..itu saja pintaku Tuhan. Tidak terbilang olehku untuk mengatakan " Ma, Pa, aku ini sedang sakit, gadis kecilmu yang kuat ini sakit "
Tidak tega aku melihat mereka sedih,,
Tuhan, aku takut, aku takut, aku takut...
aku takut gak bisa mencapai tujuan hidupku, aku takut ujian ini menjadi penghalangku untuk sukses dan gak bisa membaggakan kedua orang tuaku dan orang-orang yang ku sayang.
Tuhan, aku takut, aku gak tau berbuat apa, gimana caranya aku sehat Tuhan? tolong aku, berilah jawaban atas semua pertanyaanku Tuhan. Berikan lah jalan yang terbaik untukku, jika nantinya hanya membuat sedih dan pengorbanan kedua orang tuaku sia-sia, lebih baik aku berhenti di sini dan bahagia di sana. Agar, mereka yang sayang padaku tidak terlalu sedih. Namun, jika ini adalah ujian untukku agar belajar ikhlas menerima dan menjadi manusia yang kuat, maka sembuhkan aku dengan tangan-Mu Tuhan, aku ingin membahagiakan kedua orang tuaku dan orang-orang yang sayang padaku. Aku ingin membuat mereka tersenyum bahagia dan bangga padaku.
Aku meminta jalan yang terbaik untukku Tuhan,
Aku ingin berbisik sejenak kepada-Mu
" Tuhan, aku takut "
Selasa, 05 Maret 2013
makan mochi bareng Akong di Unit Stroke RSUPM
Siang itu, usai jam WH co-ass, pesanan mochiku datang. Mochi ini aku pesan sama temanku lewat online. Zaman sekarang amat canggih rupanya, makanan pun sudah bisa kita pesan secara online. Karena isinya lumayan banyak, rasanya gak mungkin aku habiskan sendiri. Teringat Akong ada jadwal jaga siang di Unit Stroke, aku pun berinisiatif untuk makan bareng dia. Aku pun menghubunginya untuk menemuinya di Unit Stroke. Untung belum jadwalnya follow up pasien, jadi kami bisa makan bareng mochinya :)
Karena isinya bermacam-macam rasa dan bentuknya hampir sama semua, akhirnya kami pun bingung mau memulai makan yang mana. Tebak-tabakkan rasanya jadinya, hehe :)
curhatan seseorang
Jika diberikan satu hari saja bebas dari semua rutinitas, aku akan terbang ke kampung halamanku untuk bersua dengan orang tuaku, adek2ku dan keluargaku. Itu inginku, walaupun satu hari saja. Biarkan aku memeluk Mama dan Papaku, untuk melepaskan semua kegundahan dan kepenatan dalam rutinitasku. Dalam pelukan Mama aku ingin menangis dan bercerita
" Ma, putri kecilmu ini lelah, hanya pelukan Mama yang bisa mengobatinya. Biarkan aku memelukmu, aku butuh energi untuk menghadapi kehidupanku yang terus berlanjut, pinjam aku pelukan hangatmu untuk sebentar saja. Ma, dengarkanlah aku bercerita tentang semua "lelahku" ini. "
Dan dalam pelukan Papa pun aku ingin memeluknya erat dan bercerita
" Pa, putri kecilmu yang kuat ini lelah Pa... Untuk saat ini putri kecilmu yang Kau bilang kuat itu lelah Pa.. maafkan putri kecilmu ini. Pa, aku butuh pelukanmu, walau hanya sebentar saja, aku ingin Kau tahu betapa lelahnya putri kecilmu ini menjalani semua rutinitas ini. Maafkan aku yang mengeluh seperti ini Pa, sebenarnya aku tak ingin mengatakan aku "lelah", tapi inilah yang ku rasa sekarang Pa. Biarkan aku meminjam pundakmu untuk bersandar dan menangis, pinjamkan aku pelukanmu untuk mengadu semua kepenatan yang aku rasakan. Aku malu mengatakan aku "lelah" Pa, tapi sekali lagi aku minta maaf Pa, aku benar-benar lelah. Aku malu dengan semua pengorbananmu yang sungguh luar biasa dalam membiayai sekolahku, tapi dengan entengnya aku bilang lelah. Lelahku ini tidak sebanding dengan pengorbanamu Pa, maafkan aku Pa.
Dan, aku pun ingin memeluk adek2ku. 2 kurcaci yang selalu kurindukan, rindu bawel mereka, cerewetnya mereka dan isengnya mereka. Dalam pelukanku, aku ingin bertanya pada mereka " kalian rindu padaku?" anggukan mereka akan membuat lelahku terobati. Aku rindu mereka. Dalam pelukan mereka aku akan menegaskan sesuatu " Dek, biarkan Kakakmu ini memeluk kalian untuk sebentar saja, jangan ejek aku karena aku nangis dipelukan kalian. Aku hanya rindu pada kalian. Maafkan aku untuk saat ini menangis di depan kalian, maafkan aku tidak bisa menemani kalian bermain, tidak bisa bercanda-canda setiap hari, tidak bisa menemani kalian buat PR, tidak bisa menemani kalian belajar. Kalian berdua harus jadi adek2ku yang kuat dan mandiri. Kalian berdua harus menjadi adek2ku yang pintar dan buat Papa-Mama bangga ya. Jaga Papa dan Mama selama aku dalam rutinitasku. Aku berjanji akan membayar semua kekosongan hari2 kalian tanpa aku dan telah menjaga Papa-Mama. Aku berjanji suatu saat nanti kalian akan tersenyum bangga dengan semua ini. Itu janjiku. Aku akan buat kalian bahagia.
Sayang Kalian :)